MODEL EKOBIS 3-2 : PROGRAM SOSIAL BISNIS KELOMPOK PETERNAK DOMBA UNTUK PENGUATAN EKONOMI PERDESAAN
Oleh :
Sondi Kuswaryan
Laboratorium Ekonomi dan Bisnis Peternakan
Fakultas Peternakan UNPAD
Diberbagai negara berkembang di dunia, ternak mempunyai peran vital dalam perekonomian masyarakat, ternak merupakan sumber pangan protein hewani, sumber pendapatan, sumber lapangan kerja serta sumber devisa (Maltsoglou dan Rapsomanikis, 2005; Ciamarra, et. al., 2011). Pada masyarakat berpendapatan rendah, ternak merupakan sarana penyimpan kekayaan, sumber tenaga kerja, sumber pupuk organik tanaman dan sarana transportasi (Ciamarra, 2005; Swanepoel, et. al., 2010; Bettencourt, et. al., 2015). Ternak merupakan komoditas bernilai tinggi (daging, telur, susu dan lain lain), dan berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi, melalui keterkaitan ke depan (produk ternak dan pasar) dan ke belakang (permintaan input dan layanan ternak), penanggulangan urbanisasi, serta berperan penting dalam kelestarian lingkungan meskipun ada beberapa efek negatif dari eksistensi ternak (Swanepoel, et. al., 2010).
Dalam sistem penghidupan masyarakat miskin di perdesaan, peternakan mengambil peranan penting, karena ternak bersifat multi fungsi, yaitu sebagai sumber pangan dan nutrisi, fungsi sosial (status sosial dan kesetaraan gender melalui pemilikan ternak), penyangga risiko dari kegagalan panen, sumber pupuk dan tenaga kerja pertanian, sumber pendapatan dan akumulasi harta (tabungan, sumber keamanan finansial, memungkinkan rumahtangga miskin melakukan akumulasi aset, menanggulangi pengeluaran yang tidak terencana, serta sebagai perangkat asuransi dan akun bank (Swanepoel, et. al., 2010 dan Benttencourt, et. al., 2015). Ternak berperan penting sebagai buffer terhadap risiko investasi, tabungan yang dapat diuangkan serta penyediaan daging dan aset untuk pengembangan usaha (Sarwono, 1992; Sandford dan Ashley, 2008).
Dari berbagai identifikasi potensi usaha di perdesaan Indonesia, komoditas domba memenuhi persyaratan untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan, dengan pertimbangan : Domba merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi, cepat menjadi uang (liquid cash), dagingnya sangat kompetitif di pasar perkotaan, serta masih sangat terbuka mengisi peluang eksport. Dalam proses produksinya, hanya menerapkan teknis produksi sederhana, sesuai untuk masyarakat kurang terdidik, menggunakan pakan rumput sebagai input berasal dari sumberdaya lokal yang bernilai ekonomi rendah (tuna nilai) namun dapat diakses oleh masyarakat miskin secara bebas dari lahan umum, perkebunan/kehutanan atau limbah pertanian. Domba dapat berkembang biak dengan cepat, beranak lebih dari satu, dipanen dalam waktu relatif singkat. Usahaternak domba dapat berkembang menjadi bisnis komersial, karena daging domba mempunyai nilai pasar tinggi, harganya naik terus dari tahun ke tahun. Manfaat lainnya adalah kulit domba untuk mendukung industri kulit (leather industry), serta limbah kandang sebagai sumber pupuk organik yang sangat bermakna bagi pertanian. Komoditas bernilai seperti ini, pada umumnya sangat menarik investasi, untuk mendukung pembiayaan bagi berjalannya usaha. Namun saat ini rumusan yang memperjelas kesempatan investasi ini belum banyak dikaji, serta sistemnya belum dirumuskan dengan jelas. Sehingga belum dapat menjadi program kegiatan yang siap dilaksanakan.
Dari serangkaian potensi, peluang dan keunggulan domba, faktanya budidaya di masyarakat tetap masih seperti kondisi 75 tahun yang lalu, peternak memelihara dalam skala kecil 5-6 ekor per rumah tangga, sebagai usaha sambilan untuk mengisi waktu luang yang tersedia. Usahaternak domba saat ini belum menjadi usaha pokok yang komersial, dalam bangunan bisnis indutri peternakan. Kelemahannya adalah belum ada sistem dan kelembagaan lokal yang mampu mengkoordinasikan seluruh potensi, peluang dan keunggulan yang tersedia. Oleh karena itu rancangan sistem dan rancangan kelembagaan yang dapat diwujudkan menjadi aktivitas bisnis komersial masyarakat, dinilai akan mampu membawa peternak gurem menjadi peternak komersial dalam bangunan bisnis dan industri peternakan rakyat yang maju dan modern.
Tujuan, Manfaat dan Dampak
Program ini bertujuan untuk penguatan ekonomi masyarakat miskin perdesaan, melalui penyediaan lapangan kerja dan usaha. Melalui program ini masyarakat miskin peserta program mempunyai tambahan aset produktif untuk meningkatkan ketahanan dan kesinmbungan ekonominya. Benefit lain dari program ini antara lain : mengkonversi asset sumberdaya alam inferior dan tuna nilai (rumput) menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi (daging domba), meningkatkan suplai bahan baku kulit mentah untuk industri kulit, pemanfaatan lahan kurang produktif menjadi kebun rumput dan berkontribusi terhadap peningkatan suplai daging nasional, sebagai substitusi impor daging.
Model dan Implementasi Program Sosial Bisnis Kelompok Peternak Domba
Inovasi rekayasa sosial dan kelembagaan ini seperti pada ilustrasi 1, dilaksanakan dengan melibatkan investor sebagai penyedia modal, koperasi sebagai pengelola program dan peternak sebagai pelaksana budidaya domba, dijalankan dalam dua pola :
(1). Pola pembibitan (induk) dirancang untuk meningkatkan aset produktif peternak miskin, (2). Pola penggemukkan (jantan muda) difungsikan untuk pembiayaan pengelolaan program, tabungan peternak, dana sosial, penanggulangan risiko dan imbalan bagi investor.
Keunggulan rancangan program ini adalah peternak miskin dapat meningkat pemilikan aset produktifnya, tanpa mengeluarkan modal finansial sama sekali, dan tanpa hibah, sepenuhnya atas kinerja usahanya. Di pihak lain, investor mendapatkan imbalan yang lebih tinggi dari bunga deposito (10% per 6 bulan), serta program dapat bergulir dengan dukungan biaya pengelolaan secara mandiri.
.jpg)